Rabu, 20 April 2011

Arti Shadaqah

Ustad Yusuf Mansyur


Tahukah Anda tentang mobil Nissan Grand Livina ? Mungkin banyak yang sudah tahu, tapi ada juga yang belum tahu. Yang jelas, harga mobil itu mahal, kalau bekas langsiran tahun 2007 harganya sekitar Rp 150 juta. Tentu saja enak, punya mobil sebagus itu. Maka kalau kita punya mobil seperti itu, pasti sangat senang dan pasti akan disayangi, dipelihara, dijaga jangan sampai hilang dan dipercantik dengan segala macam asesoris.
Bayangkan, bila mobil kesayangan itu kemudian diminta oleh seseorang. Tentu sangat berat bahkan pasti akan menolak permintaan itu dan bila perlu mempertahankan dengan segala daya dan kekuatan. Tapi itu tidak terjadi pada sepasang suami istri yang hadir dalam acara pengajian Ustad Yusuf Mansyur di Hotel Regent, Senin 3 Agustus 2009 lalu.
Usai memaparkan tentang manfaat sedekah, Ustad Yusuf Mansyur menantang para hadirin, siapa yang mau menyumbangkan hartanya untuk pembangunan pesantren penghafal Al Quran yang akan dibangun di Malang. Tak lupa Ustad Yusuf membaca ayat yang menyebutkan tidak disebut perbuatan baik sebelum menginfakkan sesuatu yang dicintainya di jalan Allah.
Ustad Yusuf bertanya, siapa diantara hadirin yang memiliki mobil ? Banyak yang angkat tangan. Ketika ditanya lagi diantara hadirin yang punya mobil dengan BPKB-nya ? Tidak banyak yang angkat. Maklum, banyak yang punya mobil hasil kreditan, atau punya mobil tapi BPKB-nya ’’disekolahkan’’ entah di mana. ’’Apakah ada yang bersedia untuk menginfakkan mobilnya untuk kepentingan jalan Allah,’’ tanya ustad muda berwajah imut itu.
Diantara sedikit orang yang memiliki mobil lengkap dengan BPKB itu, ada seorang wanita berjilbab yang angkat tangan siap menginfakkan hartanya. Maksud Ustad Mansyur, tidak semua mobilnya. Wanita itu kemudian menunjuk suaminya yang duduk di depan untuk maju ke depan memenuhi panggilan Ustad Mansyur. Di hadapan ustad muda itu, pria berbaju takwa itu siap menginfakkan Nissan Grand Livina untuk pesantren yang akan dibangun di Malang.
Mendengar itu, bulu kuduk saya berdiri, merinding. Ustad Mansyur pun mengucap subhanallah. Keheranan tidak berhenti sampai di situ, dari tempat duduknya di bagian belakang, sang istri berdiri sambil mengatakan, dia punya tanah seluas 800 meter yang siap disumbangkan untuk pesantren. Keharuan pun menyeruak di hall hotel tersebut. Luar biasa, baru sekali ini saya bertemu orang yang begitu loman dalam bersedekah. Dengan modal mobil dan tanah 800 meter itulah pesantren penghafal Al Quran akan segera dibangun di Malang.
Ustad Mansyur mash terus ’’memprovokasi’’ hadirin, siapa yang mau mengikuti jejak suami istri tersebut. Beberapa perempuan maju ke depan sambil melepas perhiasannya, cincin, gelang dan sejenisnya. Seorang ibu bahkan sudah menyiapkan tas kecil berisi beberapa perhiasan yang langsung diserahkan. Sedangkan yang lain diminta menulis nama, nomor telepon dan nominal rupiah yang akan disumbangkan.
Tausiyah Ustad Yusuf ternyata mampu menggerakkan hati hadirin untuk memenuhi panggilan Allah menyedekahkan hartanya untuk kepentingan Allah. Sepertinya mereka tidak sayang dengan apa yang mereka miliki, karena mereka yakin dengan balasan yang akan diberikan Allah. Balasan itu bisa spontan di dunia dan yang pasti di akhirat nanti. Itulah bagian dari iman kepada yang ghaib, sesuatu yang tidak bisa digagas dengan akal, tapi nyata dan pasti akan terjadi. Jadi, tak perlu dipikir, apakah sedekah dan infak kita akan dibalas atau tidak. Pasti.
Tidak ada dalam sejarah umat manusia, orang menjadi fakir hanya karena sedekah. Yang terjadi justru sebaliknya, hartanya semakin bertambah, hidupnya semakin tenang,bahagia dan keluarga tentram. Tidak percaya ? Coba saja. Tapi saya masih menyimpan satu penyesalan, saat mencatatkan nama, saya hanya menuliskan angka satu dengan enam nol di belakangnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar